Hiburan

Minggu, 02 Februari 2014

Krim Vagina untuk Cegah Infeksi HIV

0

www.wdp-drugs.org.uk
Ilustrasi

KOMPAS.com - Walau obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS mungkin tak akan tersedia dalam beberapa tahun ke depan, tetapi para ahli terus berupaya mencari solusi untuk menekan infeksi penyakit mematikan tersebut. Salah satu terapi yang sedang dikembangkan dan cukup menjanjikan adalah sejenis krim khusus vagina untuk mencegah penularan HIV.

Penelitian yang dipimpin Humberto Lara Villegas dari University of Monterray, bekerja sama dengan tim dari University of Texas. Hasilnya, menemukan nanopartikel yang mampu menyetop tranmisi virus HIV.  Penelitian ini masih akan dikembangkan hingga terciptanya krim yang efektif dalam pencegahan HIV.

"Biasanya, pengobatan digunakan untuk melawan dan menghindari perbanyakan virus di antara sel. Namun temuan ini sangat berbeda, karena nanopartikel lansung menyerang HIV dan tidak membolehkannya masuk ke dalam sel," kata Villegas.
Dalam studi ini, peneliti menguji krim dengna menggunakan sampel jaringan dari membran mukosa leber rahim, pada skala lab.

Uji ini terbukti berhasil dan mampu membentengi tubuh dari tranmisi virus hingga beberapa hari. Krim ini langsung bekerja satu menit setelah diaplikasikan. Namun, masih ada kemungkinan krim menyebabkan komplikasi atau efek samping yang, sehingga dibutuhkan riset  tahan berikutnya.

Nanopartikel berwarna perak yang terdapat dalam krim ini mampu 'menempelkan' diri pada protein GP 120 yang berperan dalam infeksi HIV pada sel tubuh manusia. Nanopartikel berhasil memblok aktivitas GP 120, sehingga mampu melindungi sel tub dari infeksi HIV.

Riset selanjutnya adalah menguji krim vagina ini pada tikus, yang dilanjutkan clinical trials pada manusia. Peneliti berharap krim ini juga bisa digunakan untuk infeksi menular seksual lainnya seperti Human Papilloma Virus (HPV). Nanopartikel yang berwarna perak diharapkan akan menyetop infeksi seperti halnya  pada HIV.

Sebelumnya, periset pernah mengembangkan alternatif lain pencegahan HIV yaitu dual-intravaginal ring (IVR). IVR tidak hanya melindungi wanita dari infeksi HIV tapi juga kehamilan yang tidak diinginkan. 

IVR adalah multipurpose prevention technology (MPT), yaitu terobosan dalam teknologi bidang kesehatan reproduksi, yang bisa digunakan di negara dunia ketiga. Pengembangan IVR disebabkan tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi HIV di Amerika Selatan dan sub-Sahara Afrika. IVR diharapkan bisa menurunkan tingginya angka infeksi dan kehamilan tak diinginkan. 

Pencegahan HIV yang umum digunakan adalah menggunakan kondom atau menghindari sama sekali berhubungan seks. HIV bisa menyebar lewat cairan semen, vaginal, darah, atau ASI pada orang yang terinfeksi. Beberapa cara mudah terlura HIV adalah berhubungan seks tanpa pelindung, dan berbagi jarum atau alat suntik.

Menurut National Institutes of Health (NIH), sebetulnya ada cara untuk mencegah HIV yang disebut pre-exposure prophylaxis. Cara ini digunakan pada mereka yang berisiko tinggi terinfeksi HIV, dengan mengkonsumsi obat setiap hari. Obat ini akan mengurangi risiko seseorang terpapar HIV.

Untuk mereka yang sudah terinfeksi HIV, pengobatannya disebut post-exposure prophylaxis. Pengobatan ini juga mengharuskan konsumsi obat setiap hari, hingga bisa mengurangi infeksi akibat HIV. Beberapa wanita hamil terinfeksi HIV biasanya diberikan obat tersebut, untuk mengurangi risiko transmisi virus kepada janin.
Sumber :
Editor :
Asep Candra

Jokowi Melayat ke Makam Murry 'Koes Plus'

0

KOMPAS.COM/FABIAN JANUARIUS
Gubernur Jakarta Joko Widodo melayat makam Kasmuri alias Murry, drummer grup band legendaris Koes Plus di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Sabtu (1/2/2014) siang.

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta, Joko Widodo melayat ke makam Kasmuri atau yang lebih dikenal dengan Murry, penggebug drum grup band legendaris di Indonesia Koes Plus di TPU Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur pada Sabtu (1/2/2014) siang. 

Pantauan Kompas.com, Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang datang ke TPU tersebut sekitar pukul 13.30 WIB. Ratusan orang pelayat yang hadir pun menyambut Jokowi. 

Di depan pusara, Jokowi disambut oleh keluarga Murry. Jokowi menyempatkan untuk memanjatkan doa dan tabur bunga di atas makam almarhum yang tutup usia di umur 65 tahun tersebut. 

Perwakilan keluarga sempat memberikan kata sambutan setelah Jokowi memanjatkan doa. "Terima kasih Bapak telah hadir. Almarhum sama melegendanya dengan Pak Jokowi," ujarnya. 

Jokowi mengakhiri pelayatannya sekitar pukul 13.57 WIB. Dengan diiringi puluhan pelayat lain dan wartawan, Jokowi diantar ke mobilnya. 

Murry, meninggal dunia pagi tadi, Sabtu (1/2 2014),  sekira pukul 04.30 WIB. Almarhum tak mengalami sakit sebelum tutup usia. Sebelum mengembuskan napas terakhir, Murry sempat meminta kepada anaknya agar pendingin ruangan (AC) dimatikan karena dia merasa kedinginan.
Editor :
Kistyarini

Tahun Ini, Jokowi Rampungkan Ratusan Rumah Kampung Deret Cilincing

0

KOMPAS.com/ROBERTUS BELARMINUSGubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat membagikan sembako ke warga di Kampung Nelayan, Minggu (2/2/2014).
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menargetkan pembangunan ratusan rumah warga berupa kampung deret di RT 12 RW 04 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Saat ini, puluhan rumah tengah dalam proses pengerjaan dan akan rampung dalam waktu dekat.
"Tahun ini kira-kira tambah 200-an. Sekarang yang sudah hampir selesai itu 40-an," kata Jokowi saat meninjau pengerjaan kampung deret Cilincing, Minggu (2/2/2014) sore.
Ketua RT 12 RW 4 Wahid mengatakan, berdasarkan data yang ada, sebanyak 230 rumah akan dibangun di kawasan tersebut pada tahun ini. Jumlah tersebut di luar 41 rumah warga yang sudah dikerjakan lebih dulu sejak awal tahun lalu.
Menurut Wahid, penataan terhadap rumah warga tersebut dilakukan bagi mereka yang tinggal di bangunan kumuh, baik semipermanen ataupun yang terbuat dari kayu. Ia mengatakan, dari 41 bangunan yang kini tengah dikerjakan, sebanyak 10 persennya dibangun dengan model bertingkat. "Kalau yang luasnya lahannya kecil, ya dibangun tingkat," kata Wahid.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah membangun kampung deret di Johar Baru, Jakarta Pusat, dengan menggunakan dana bantuan dari program corporate social responsibility. Tahun ini Pemprov DKI menargetkan pembangunan kampung deret dengan menggunakan dana APBD.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Robertus Belarminus
Editor: Laksono Hari Wiwoho

Cinta Windy Setiadi kepada Negeri

0


KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Windy Setiadi
JAKARTA, KOMPAS.com -- Cinta Windy Setiadi (29) kepada negeri dan musik tak terhalang jarak. Dia jatuh cinta kepada musik tradisi justru saat tinggal di belahan lain Bumi. Setelah menjejak Tanah Air kembali, dia menyimpan mimpi ikut membangun industri musik di negeri ini.

Sore itu, di Studio iCanStudioLive tempatnya berkerja, Windy muncul dengan kaus hitam longgar, celana pendek (juga hitam), dan sepatu olahraga. Di telinganya berderet tindikan. Sebuah peniti ikut terselip mengisi lubang tindik. Rambutnya diikat habis ke belakang, menyisakan tirai poni menutupi dahi. Wajahnya bersih pulasan.

"Sebentar, ya, saya ambil pakaian ganti," ujar Windy lalu menghilang ke luar studio. Sesaat kemudian Windy kembali dengan sehelai sarung kotak-kotak hijau yang biasa dipakai bapak-bapak waktu ronda. Dia tenteng pula sepasang sendal jepit.

"Enak lho, pakai sarung," lanjut Windy. Kakinya sudah terangkat dan terlipat manis di atas sofa.

Itulah Windy dengan segala kenyentrikannya. Dia nyaman berlindung di dalam sarung, konon ada sepuluh lembar sarung miliknya. Senyaman itu pula dia bekerja di antara kabel dan instrumen di studio atau lokasi pertunjukan ditemani kopi hitam. Windy yang suka bergaya maskulin menjadi segelintir perempuan yang menekuni bidang tata suara. Penyanyi dan pemusik seperti grup Balawan, Tompi, Raisa, Piyu PADI, dan Indra Lesmana pernah bekerja sama dengan Windy.

Sinyal-sinyal suara bakal diselaraskan sehingga harmonis dan enak didengar. Windy pun menguasai teknologi digital untuk menciptakan suara dan efek. "Suara sember bisa dibuat merdu, he-he-he," tawanya memenuhi ruang studio. "Tetapi, penyanyi dan musisi andal biasanya tidak butuh banyak sentuhan, cukup sedikit reverb (efek gema)," ujarnya.

Telinga dan insting Windy terlatih dengan suara. Hidupnya tak pernah jauh dari musik. Umur lima tahun, Windy mulai belajar piano. Setelah itu, dia menekuni biola delapan tahun lamanya dan kemudian gitar.

Windy bertolak ke Boston, Amerika Serikat, demi mendalami produksi musik. Selain berkuliah, dia bekerja di industri musik Amerika. Dia magang di Electric Lady Studios yang didirikan pemusik legendaris Jimi Hendrix. "Di sana, studio terpelihara. Itu studio tua dengan lift mirip lift barang yang dikerek-kerek, tetapi semua alat terawat dan berfungsi, tua atau baru," ujarnya. Windy sempat pula menjadi asisten administratif di World Music Institute kemudian sebagai manajer studio di Bridge Multimedia.

Di New York yang kosmopolit, kota tempatnya melanjutkan kuliah untuk gelar master, Windy kepincut jazz dan akordion. "Akordion pas untuk saya yang tidak bisa diam dan multitasking," kata Windy yang berguru kepada maestro dan arranger musik peraih Grammy Award, Gil Goldstein.

Ada pelajaran dari Goldstein yang tak dilupakannya. Permainan alat musik biasanya menuruti pakem. Namun, Goldstein memberi nasihat berbeda. "Apa yang menyenangkan ketika bermusik, jalankan saja. Kreativitas jangan dibatasi, bebaskan diri dari ikatan," kata Windy.
Musik tradisi di negeri jauh

Saat hidup berjarak ribuan kilometer dari Indonesia itulah Windy jatuh cinta kepada musik tradisi. "Sebelum pindah ke Boston, saya tidak pernah menyentuh gamelan. Mungkin karena saya besar di Jakarta," ujarnya.

Dalam sebuah pergelaran Malam Indonesia di Berklee, Boston, Windy menyaksikan Gamelan Galak Tika, grup gamelan Bali komunitas Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang didirikan Evan Zyporin. Windy terkagum-kagum dengan keindahan suara dan kemampuan warga asing memainkan alat musik negerinya.

"Kalau mereka jago, saya sebagai orang Indonesia harus lebih jago lagi, dong," ujar Windy berapi-api. Dia lalu bergabung dan menjadi satu-satunya orang Indonesia. Selama empat tahun, Windy berlatih seminggu dua kali dan merasakan ragam panggung bersama Galak Tika, termasuk panggung Carnegie Hall yang prestisius.

Windy tambah akrab dengan musik tradisi ketika diminta memanfaatkan satu set angklung oleh organisasi mahasiswa Indonesia di Amerika. Dia lalu belajar bermain angklung. Hasil berlatih dipertunjukkan pada malam International Folk Festival di Berklee. "Setiap tahun saya manggung main angklung," ujarnya.

Semangat Windy pun hadir ketika angklung ditetapkan sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh badan PBB, UNESCO, tahun 2010. Selama empat bulan Windy melatih para istri pejabat dari The Permanent Mission of Indonesia to The United Nation bermain angklung untuk tampil di acara penetapan.

Bagi Windy, musik tradisi berdaya magis. Setiap membunyikan gamelan atau angklung, dia merasa seluruh energi bermusiknya mendesak keluar. "Apalagi memainkan gamelan. Padahal, saya bukan orang Bali," ujar Windy yang berdarah Garut, Malang, dan Tionghoa itu.

"Barangkali, ketika berada di luar negeri, orang baru melihat betapa kayanya Indonesia," ujar Windy.

Pantang "Ngaret"
Salah satu kebiasaan baik yang dibawa Windy Setiadi ketika pulang ke Tanah Air ialah tepat waktu. Ia pantang ngaret. ”Ya, jaga profesionalitas. Orang lain ngaret, saya tepat waktu,” ujarnya.

Tak jarang, Windy harus menunggu berjam-jam untuk sekadar sound check. "Pernah telatnya sampai empat jam. Sering malah. Saat saya datang, alat-alat belum siap. Walaupun begitu, saya selalu datang tepat waktu karena sudah kebiasaan," ujar Windy yang punya prinsip, jika ingin sukses, hidup harus disiplin, terutama dengan waktu.

Sejak pulang dua tahun lalu, Windy mulai mewujudkan mimpinya sebagai produser musik. Siang itu, seorang bocah berkacamata mengenakan rompi dan celana jins hilir mudik di dekat Windy. Itulah Joey Alexander (10), yang jago bermain piano.

"Saya sedang produksi album Joey. Ini album pertama dia, sekaligus album pertama yang saya produksi. Saya ingin melibatkan guru akordion saya, Gil, sebagai arranger," papar Windy menceritakan proyek di bawah bendera studio tempatnya bekerja itu.

Ini proyek idaman, tak hanya karena Joey sangat berbakat, tetapi Windy bebas berkreasi menentukan lagu, penata musik, dan pihak yang diajak kerja sama. "Supaya tetap kreatif, orang harus mempertahankan idealismenya dalam berkarya. Sebisa-bisanya saya ingin seperti itu," ujar Windy yang mendapat beasiswa di Berklee.

Untuk tugas akhir kuliah pun, Windy memilih produksi rekaman gamelan. Sampai-sampai dia meminjam dan mengangkut gamelan dari kampus MIT ke Berklee.

"Saya pulang ke Indonesia antara lain karena ingin ikut memajukan industri musik di sini," ujar Windy yang delapan tahun tinggal di Amerika. Dia ingin bakat-bakat dari negeri ini dikenal hingga ke luar negeri. Dari Indonesia untuk dunia. (INDIRA PERMANASARI)

Windy Setiadi          
Lahir: Jakarta, 13 Januari 1985
Pendidikan:
- Music Production and Engineering di Berklee College of Music, Boston, Amerika Serikat (S-1)
- Music Technology, New York University Steinhardt, Amerika Serikat (S-2)
Pekerjaan: Penata suara, musisi, dan produser musik.
Sumber :
Editor :
Ati Kamil

Ayu Ting Ting Andalkan Daun Katuk agar ASI Melimpah

0

KOMPAS.com/ICHSAN SUHENDRA
Pada Senin (20/1/2014) di Jakarta, ketika ditanya dalam sebuah acara televisi mengenai rencana perceraiannya dari Henry Baskoro Hendarso atau Enji, Ayu Ting Ting meminta didoakan agar semua berjalan lancar dan ia mengaku tak ragu untuk mengakhiri perkawinannya.

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah kegiatannya yang mulai sibuk kembali pascamelahirkan, penyanyi dangdut Ayu Ting Ting selalu menyiapkan air susu ibu (ASI) di lemari pendingin untuk sang buah hati yang dititipkan ke neneknya. 

Karena itu, agar ASI-nya berlimpah, Ayu membiasakan diri untuk mengonsumsi sayur daun katuk yang sejak dulu terbukti manjur bagi para ibu menyusui. "Sayamakan sayuran katuk, saya juga minum jamu sendiri, jamu gempyokan kalau bahasa Jawanya," kata Ayu di Studio Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2014). 

Ayu mendapatkan resep manjur ini dari tantenya. "Itu tente saya yang buat. Alhamdulillahbanyak yang bantuin dan support juga," ujarnya. 

Sedangkan untuk menjaga bentuk badannya, seperti para ibu kebanyakan, Ayu juga menggunakan korset. "Pakai korset pasti. Orangtua mengharuskan, biar perutnya tidak kendor dan melar, ngikutin zaman dulu," tekan Ayu.
Editor :
Kistyarini

Pihak Pengadilan: Nia Daniati Gugat Cerai Farhat Abbas atas Banyak Alasan

0

JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyanyi Nia Daniati (49) telah mendaftarkan gugatan cerainya terhadap Farhat Abbas (37) melalui kuasa hukumnya ke Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan, Senin (27/1/2014).

"Pada tanggal 27 Januari 2014, kuasa hukum Nia Daniati telah mengajukan gugatannya dengan nomor 0244/Pdt.G/2014/PAJS," terang Humas PA Jakarta Selatan, Ida Noor Saadah, dalam wawancara di kantornya itu, Selasa (28/1/2014).

Lanjut Ida, ada banyak alasan yang mendasari Nia menggugat cerai pria yang menikah dengannya pada awal 2002 tersebut.

"Kalau untuk alasan memang banyak, tapi enggak bisa kami sebutkan. Memang banyak sih ya, sepertinya berlembar-lembar berkasnya," kata Ida.

Sidang perdana gugatan cerai perempuan yang punya satu anak dari Farhat itu akan digelar paling lambat 30 hari setelah perkara didaftarkan. Keduanya juga diwajibkan hadir pada sidang mediasi.
Editor :
Ati Kamil

News

entertainment News

© 2013 iPRESS. All rights resevered. Designed by Templateism